Instrumen Tes - Pengertian, Langkah dan Macam

Instrumen Tes - Pengertian, Langkah dan Macam

Pengertian Instrumen Tes

Untuk mengumpulkan data penelitian tentang hasil belajar atau prestasi belajar bisa dilakukan dengan memakai instrumen tes. Kata tes secara harfiah berasal dari istilah Perancis kuno yaitu testum, yang mempunyai arti “piring yang berfungsi menyisihkan logam - logam mulia yang nilainya sangat tinggi seperti emas”. Sedangkan, di dalam bahasa Inggris testum ini dikenal dengan test yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti tes, percobaan atau ujian, dan kata ini di dalam bahasa Arab sama artinya dengan imtihan.

Secara teoritis, test merupakan suatu alat atau prosedur yang dipakai dalam rangka kegiatan pengukuran dan penilaian. Tes merupakan bagian tersempit dari penilaian. Menurut Dejamri (2008:67), tes ,erupakan salah satu cara untuk menaksirkan besarnya kemampuan seseoarng secaratidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes juga dapat diartikan sebagai jumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Tester merupakan orang yang melakukan tes, pembuat tes atau eksperimentor merupakan orang yang melakukan percobaan dengan menggunakan tes, sedangkan testee merupakan orang yang dikenai tes atau yang sedang dikenai percobaan (Dimyati dan Mudjiono,1999:209).

Tes juga dapat diartikan berupa sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada seseorang untuk diberi respon atau dijawab. Sedangkan, pengukuran mempunyai pengertian lebih luas lagi bila dibandingkan dengan tes. Adapun evaluasi, merupakan suatu proses pengumpulan informasi guna membuat sebuah penilaian terhadap sesuatu, yang selanjutnya dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan (Farida, 2008189-190).

Langkah-langkah Menyusun Tes

Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum menyusun sebuah tes, supaya tes yang diberikan tidak berbeda dengan tujuan pelaksanaan tes. Langkah dalam menyusun tes diantaranya sebagai berikut:
1.    Merumuskan atau menentukan tes.
2.    Mengidentifikasi hasil belajar (learning outcomes) yang hendak diukur dengan tes tersebut.
3.    Menandai hasil belajar yang spesifik, yang merupakan tingkah laku atau aktivitas yang bisa diamati dan sesuai dengan TIK.
4.    Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur.
5.    Menyiapkan tabel spesifikasi.
6.    Menggunakan tabel spesifikasi, sebagai dasar penyususnan tes (Ngalim Purwanto, 2009:30).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999,210-216) prosedur yang perlu ditempuh dalam menyusun instrumen penilaian tes, yaitu sebagai berikut:
1.    Menentukan bentuk tes yang hendak disusun.
2.    Membuat kisi-kisi butir soal, merupakan kegiatan yang dilakukan evaluator dalam membuat suatu tabel yang dai dalamnya memuat mengenai perincian aspek isi dan aspek perilaku beserta proporsi atau imbangan yang diinginkannya. Kisi-kisi butir soal atau tabel spesifikasi terdiri atas ruang lingkup isi pelajaran, proporsi jumlah item dan tiap - tiap sub isi pelajaran, aspek intelektual dan bentuk soal. Berikut ini contoh kisi-kisi butir soal :

               


Kisi-kisi
Bidang studi/mata pelajaran   :
Kelas/semester                        :
Waktu (menit)                         :
Aspek Intelektual Dan Bentuk Soal
Pengetahuan
Pemahaman
Dst
Jumlah Soal
(%)
Pokok isi pelajaran
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E











































Jumlah Bentuk Soal





ASPEK INTELEKTUAL





Persentase Aspek Bentuk Soal








A: Bentuk soal benar salah
B: Bentuk soal pilihan ganda
C: Bentuk soal menjodohkan
D: Bentuk soal melengkapi atau jawaban singkat
E: Bentuk soal esai

3.    Menuliskan butir soal, merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh evaluator sesudah membuat kisi-kisi soal. Berdasarkan pada kisi - kisi soal inilah evaluator menuliskan butir soal dengan memperhatikan hal - hal sebagai berikut:
a.    Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami.
b.    Petunjuk pengerjaan butir soal, walaupun sudah diberikan petunjuk umum.
c.    Tidak mengandung penafsiran ganda atau membingungkan.
d.    Berdasarkan kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal tes hasil belajar.
4.    Melakukan penataan soal, merupakan kegiatan terakhir dari proses penyususnan instrumen tes berupa pengelompokan butir - butir soal berdasarkan pada bentuk soal dan sekaligus melengkapi petunjuk pengerjaan soal tersebut.

Instrumen Tes - Pengertian, Langkah dan Macam

Macam-macam Bentuk Tes

1.    Tes objektif

Merupakan bentuk tes yang mengadung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih peserta tes. Kemungkinan jawaban atau respon sudah disediakan oleh penyusun butir soal. Peserta tes hanya memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dengan demikian pemeriksaan atau penskoran jawaban/respon peserta tes sepenuhnya dilakukan secara objektif oleh korektor.
Tes Objektif mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:
-    Lebih representatif mewakili isi dan luas bahan.
-    Lebih mudah dan cepat pemeriksaanya atau penskorannya.
-    Penskoran dapat diserahkan pada orang lain
-    Tidak ada unsur subjektif, baik dari guru maupun dari responden

Selain mempunyai kelebihan, tes objektif juga mempunyai kelemahan diantaranya;
-    Memerlukan persiapan yang lebih sulit, karena butir soalnya lebih banyak dan harus diteliti untuk menghindari kelemahan soal.
-    Butir soal cenderung hanya mengungkap ingatan dan pengenalan kembali saja, dan relatif sukar untuk mengukur kemampuan tingkat tinggi seperti sintesis dan kreativitas.
-    Banyak kesempatan bagi responden untuk untung-untungan atau berspekulasi.
-    Kerjasama antar responden saat mengerjakan soal tes lebih terbuka.

Eko Putro (2012:61) menyebutkan bahwa secara umum terdapat tida tipe tes objektif, yaitu: benar salah (true false), menjodohkan (matching), dan pilihan ganda (multiple choice).

a.    Tes benar salah, merupakan tpie tes yang butir-butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai alternatif jawaban yang benar dan salah, peserta tes diharuskan  mempertimbangkan suatu pernyataan tersebut sebagai pernyataan yang benar atau salah.
Contoh: Kabupaten Banyumas terletak di Provinsi Jawa Tengah        B - S

Kaidah dalam penulisan butir soal benar-salah yang diperhatikan meliputi:
1)    Menghindari pernyataan berarti ganda.
2)    Meyakinkan sepenuhnya bahasa butir soal bisa dipastikan benar atau salah.
3)    Hindari menulis butir soal yang memperdayakan.
4)    Hindari pernyataan negatif.
5)    Menggunakan suatu bentuk yang tepat.
6)    Hindari jawaban benar yang berpola.
7)    Hindari penggunaan kata-kata kunci, seperti: pada umumnya, semua dan yang lain.

b.    Tes pilihan ganda, merupakan bentuk tes yang butir - butir soalnya selalu terdiri atas dua komponen utama yaitu sistem yang menghadapkan siswa kepada sebuah peranyaan tak lengkap atau satu pertanyaan langsung; dan 2 atau lebih pilihan jawaban yang mana satu diantaranya lebih benar dan sisanya salah.
Berikut ini adalah kaidah penulisan tes pilihan ganda seperti yang perlu diperhatikan:
1)    Pokok soal yang merupakan permasalahan harus dirumuskan secara jelas.
2)    Untuk satu soal hanya terdapat 1 jawaban yang benar atau paling benar.
3)    Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban sebaiknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
4)    Pada pokok soal, hindari perumusan pernyataan yang bersifat negatif.
5)    Alternatif jawaban (option) hendaknya logis, dan pengecoh (distractors) harus berfungsi atau menarik.
6)    Diusahakan supaya tidak ada petujuk menuju jawaban yang benar.
7)    Diusahakan supaya tidak menggunakan pilihan jawaban yang terakhir bunyinya “semua pilihan jawaban di atas benar atau semua pilihan jawaban di atas salah”.
8)    Diusahakan supaya pilihan jawaban sifatnya homogen, baik dari segi isi maupun panjang pendeknya pernyataan jawaban.
9)    Dalam merakit soal diusahakan supaya jawaban yang benar (kunci jawaban) letaknya tersebar di antara a,b,c dan yang lain ditentukan secara acak, sehingga tidak terjadi pola jawaban tertentu.
10)    Jika pilihan jawaban berbentuk angka, hendaknya disusun secara berurutan mulai dari angka yang terkecil di atas dan yang terbesar di bawah.
11)    Pada pokok soal sebaiknya tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bersifat tidak tentu, seperti seringkali, kadang-kadang, pada umumnya, dan yang sejenis.
12)    Diusahakan supaya jawaban butir soal yang 1 tidak bergantung dari jawaban butir soal yang lain.

c.    Tes menjodohkan, merupakan bentuk tes yang butir-butir soalnya terdiri atas kalimat pernyataan yang masih belum sempurna yang mana peserta tes atau responden diminta untuk melengkapi kalimat pada titik yang disediakan. Butir soal tipe menjodohkan ditulis dalam 2 kolom atau kelompok. Kelompok pertama di sebelah kiri adalah pertanyaan atau pernyataan yang disebut dengan premis. Kelompok kedua di sebelah kanan adalah kelompok jawaban. Tugas responden adalah mencari dan menjodohkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pernyataan atay pertanyaan.

Berikut ini kaidah penulisan soal menjodohkan yang perlu diperhatikan:
1)    Meyakinkan bahwa antara premis dan pilihan yang dijodohkan keduanya homogen.
2)    Dasar-dasar untuk menjodohkan setiap premis dan pilihan dibuat secara jelas.
3)    Menggunakan bentuk yang cocok.

d.    Tes melengkapi, merupakan bentuk tes yang butir-butir soalnya terdiri atas kalimat pernyataan yang masih belum sempurna dimana siswa diminta untuk melengkapi kalimat tersebut dengan 1 atau beberapa kata pada titik-titik yang disediakan. Penulisan bentuk soal melengkapi sebagai berikut:
1)    Meyakini bahwa pertanyaan dapat dijawab dengan kata atau penggalan kalimat yang mudah atau khusus, dan hanya ada satu jawaban yang benar.
2)    Menggunakan bentuk yang cocok.
3)    Jangan memutus-mutus butir soal melengkapi.
4)    Menghindari pemberian petunjuk ke arah jawaban yang benar.
5)    Menunjukkan bagaimana seharusnya jawaban yang benar.


2.    Subyektif

Pada umumnya tes subyektif berbentuk essay atau uraian. Tes essay, merupakan bentuk tes yang jawabannya berupa uraian kalimat yang relatif panjang. Tes bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes (Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution, 2005:37). Menurut Suharsimi (2008,162), ciri-ciri pertanyaan tes uraian didahului dengan kata-kata seperti uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana dan sebagainya.

Menurut Eko Putro (2012, 83-84) terdapat dua macam tes essay yaitu Extended response atau Uraian Bebas, dan Restricted response atau Uraian terbatas.
1.    Tes Uraian Bebas, merupakan bentuk tes uraian yang memberikan kebebasan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes. Bentuk soal seperti ini baik sekali untuk mengukur hail belajar pada tingkatan aplikasi, analisis, evaluasi dan kreativitas.
2.    Tes Uraian Terbatas, merupakan bentuk tes uraian yang memberikan batasan-batasan tertentu kepada peserta tes dalam menjawab soal tes. Batasan itu meliputi kontesk jawaban yang diharapkan oleh peneliti, jumlah butir jawaban yang dikerjakan, keluasan uraian jawaban dan luas jawaban yang diminta. Butir Soal soal jenis uraian ini sebaiknya dipakai untuk mengukur hasil belajar tingkat pemahaman, aplikasi dan analisis.

Berikut ini adalah kaidah penulisan tes essay seperti yang perlu diperhatikan:
1)    Hendaknya butir soal meliputi ide-ide pokok dari materi yang diujikan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif yang mampu mewakili materi pokok dalam mata pelajaran yang diujikan.
2)    Sebaiknya butir soal tidak mengambil kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan.
3)    Pada saat menyusun butir soal sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penskoran dalam rangka meningkatkan realibilitas butir soal.
4)    Hendaknya ada variasi pertanyaan diantaranya jelaskan, mangapa, bagimana, uraikan, bandingkan,supaya lebih diketahui tingkat penguasaan responden terhadap bahan ujian.
5)    Hendaknya rumusan butir soal mudah dipahami oleh peserta tes.
6)    Hindari penggunaan kata yang mempunyai makna ganda.

Pendekatan lisan tidak jarang juga digunakan oleh guru kelas untuk mengevaluasi siswanya. Pertanyaan lisan bisa memberikan umpan balik secara langsung kepada guru maupun kepada siswa. Manfaat umum dari tes lisan yaitu memberi kesempatan pendekatan yang lebih akrab untuk guru terhadap siswanya dan sebaliknya. Hal ini sangat baik dalam rangka untuk keperluan diagnostik. Pendekatan lisan bertujuan untuk mengungkapkan sebanyak - banyaknya pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi atau bahan yang diujikan.

      
Daftar Bacaan


Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution. 2005. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:DIKTI
Dimyati dan Mudjiono. 1999.Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Yusuf Tayibnapis, Farida. 2008.  Evaluasi Program Dan Instrumen Evaluasi Untuk Program Pendidikan Dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto.2006.Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
S. Eko Putro Widoyok.2012.Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

0 Response to "Instrumen Tes - Pengertian, Langkah dan Macam"

Post a Comment