Metode Penelitian Deskriptif - Jenis, Tujuan dan Kriteria

Metode Penelitian Deskriptif - Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian dalam meneliti setatus dari sekelompok manusia, suatu obyek, suatu sistem pemikiran, suatu set kondisi, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa saat ini. adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk membuat gambaran, deskipsi atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki.


Menurut Hidayat (2010), penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji (2010) penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk  menjelaskan atau mendeskripsikan suatu peristiwa, keadaan, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik menggunakan angka-angka maupun kata-kata.

Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa  Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa bentuk, aktivitas, perubahan, karakteristik, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya

Penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih untuk menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan. Namun demikian, bukan berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis, ada juga penelitian deskriptif yang memakai hipotesisi. Penggunaan hipotesis dalam penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji melainkan bagaimana berusaha menemukan sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam mengatasi masalah penelitian melalui prosedur ilmiah.

Whintney (1960) menyatakan metode deskriptif merupakan proses pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah yang ada di dalam masyarakat dan tata cara yang berlaku di dalam masyarakat serta situasi tertentu, termasuk di dalamnya tentang hubungan, pandangan - pandangan, kegiatan - kegiatan, sikap - sikap, serta proses - proses yang sedang berlangsung dan pengaruh - pengaruhnya dari suatu fenomena tertentu. Dalam metode deskriptif, peneliti mungkin saja membandingkan suatu fenomena tertentu sehingga penelitian tersebut tergolong dalam suatu studi komparatif .

Penelitian deskriptif tidak hanya meliputi pada masalah pengumpulan dan penyusunan data sja, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Oleh karena itu, penelitian deskriptif mungkin saja mengambil bentuk penelitian komparatif, yaitu merupakan suatu penelitian yang membandingkan satu fenomena atau gejala dengan fenomena atau gejala lainnya, atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan menetapkan standar, penilaian, mengadakan klasifikasi, dan hubungan kedudukan satu unsur dengan unsur yang lainnya.

Ada kalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena - fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif atau normative survey. Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan atau status kejadian atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor  yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status atau status study.

Metode deskriptif juga berkehendak mempelajari setandar - setandar atau norma - norma, sehingga penelitian deskriptif ini dinamakan dengan survey normative. Dalam metode deskriptif bisa meneliti masalah normative secara bersama - sama dengan masalah status dan sekaligus membuat suatu perbandingan - perbandingan antar kejadian atau fenomena. Studi demikian ini dikenal secara umum sebagai studi atau  penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau pada penelitian deskriptif, adalah waktu sekarang ini, atau sekurang - kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau oleh ingatan responden.

Ciri-ciri Metode Deskriptif

Secara harfiyah, metode deskriptif merupakan metode penelitian untuk menciptakan gambaran mengenai situasi atau peristiwa, sehingga metode ini berkeinginan mengadakan pengumpulan atau akumulasi data dasar saja. Akantetapi, pada pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar dari eksperimental dan metode sejarah, dan secara lebih umum sering dikenal dengan nama metode survei.

Tugas peneliti tidak hanya memberikan gambaran terhadap kejadian - kejadian atau fenomena - fenomena, tetapi juga menjelaskan hubungan, menguji hipotesis - hipotesis, membuat suatu predeksi serta memperoleh makna dan implikasi dari suatu isu atau masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data dapat menggunakan teknik wawancara, dengan memakai interview guide ataupun schedule questionair.

Metode Penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut :
1.    Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi pada masa sekarang.
2.    Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
3.    Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analitik.
4.    Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya.
5.    Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.

Metode Penelitian deskriptif mempunyai keunikan sebagai berikut :
1.    Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
2.    Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.
3.    Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.

Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas bebeprapa jenis yaitu:
•    Metode survei,
•    Penelitian Studi kasus,
•    Metode deskriptif  berkesinambungan (Continuity deskrptive),
•    Penelitian perpustakaan dan documenter.
•    Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
•    Penelitian tindakan (action research),

Metode Penelitian Deskriptif

1.    Metode survei

Metode survei merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik itu tentang institusi ekonomi, sosial, atau politik dari suatu daerah ataupun suatu kelompok. Metode survei membedah dan menguliti serta mengenal lebih mendalam tentang masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik yang sedang berlangsung.

Pada metode survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang sudah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang sama dan hasilnya bisa digunakan dalam pembuatan suatu rencana dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Penyelidikan dijalankan pada waktu yang bersamaan terhadap beberapa individu atau unit, baik secara sensus ataupun dengan memakai sample. Unit yang dipakai pada metode survei cukup besar.
Banyak sekali masalah atau isu yang bisa diteliti dengan memakai metode survey ini, termasuk pada bidang produksi dan tata niaga (survey produksi dan tata niaga ), pada usaha tani (surve usaha tani), pada masalah kemasyarakatan (survey sosial), pada masalah komunikasi dan pada pendapat umum (survei pendat umum), pada masalah politik (survey politik), pada masalah pendidikan (survey pendidikan dan persekolahan), dan lain sebagainya.

2.    Metode deskritif  berkesinambungan

Metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research merupakan suatu penelitian secara deskriptif yang dijalankan secara terus - menerus terhadap suatu objek penelitian tertentu. Sering kali dijalankan dalam hal meneliti masalah - masalah atau isu-isu sosial. Pengetahuan yang lebih mendalam dan menyeluruh dari suatu isu atau masalah serta fenomena dan ketentuan - ketentuan sosial bisa diperoleh bila hubungan - hubungan fenomena dikaji dalam suatu interval perkembangan dalam suatu periode yang lama. Dengan memperhatikan secara detail perubahan yang dinamis pada suatu interval tertentu, maka generalisasi suatu fenomena atau situasi secara dinamis bisa dibuat.

Penelitian deskriptif berkesinambungan merupakan Penelitian yang berkehendak menjangkau informasi faktual yang mendetail secara interval. Bila perhatian dipusatkan kepada perubahan - perubahan prilaku atau pemikiran, maka teknik dalam penelitian ini dinamakan teknik panel. Teknik panel ini berupa wawancara terhadap kelompok - kelompok manusia yang sama pada situasi yang berbeda - beda. Informasi yang diharapkan dapat saja kuantitatif, seperti anggaran belanja keluarga, jumlah konsumsi, dan sebagainya. Penggunaan metode deskriptif berkesinambungan lebih populer dalam mengkaji masalah sosial.

3.    Penelitian Studi Kasus

Studi kasus atau case study adalah suatu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas. Subjek penelitian bisa saja individu, lembaga, kelompok, maupun masyarakat. Peneliti berkinginan mempelajari secara intensif dan menyeluruh latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit - unit sosial yang menjadi subjek.
Tujuan studi kasus itu sendiri yaitu untuk memberikan gambaran secara mendetail terhadap suatu latar belakang, sifat - sifat serta karakter - karakter yang khas atau unik dari kasus, ataupun status dari individu, yang selanjutnya dari sifat - sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada awalnya, studi kasus ini banyak dipakai dalam penelitian obat - obatan dengan tujuan untuk diagnosis, tetapi kemudian pemakaian studi kasus telah meluas sampai kebidang - bidang yang lainnya.

Hasil dari suatu penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari suatu pola - pola kasus yang tipikal dari individu, lembaga, kelompok, dan sebagainya. Tergantung berdasarkan tujuannya, ruang lingkup dari studi bisa mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, lembaga, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap faktor - faktor kasus tertentu, atau mencakup keseluruhan factor - faktor dan fenomena - fenomena. Studi kasus lebih menekankan pada pengkajian vairabel yang lumayan banyak pada jumlah unit yang relatif kecil. Hal ini sangat berbeda dengan metode survei, yang mana peneliti lebih cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi menggunakan unit sample yang relatif besar.
Studi kasus lebih banyak dikerjakan untuk meneliti kota besar, desa, sekelompok manusia drop out, tahanan - tahanan, pimpinan - pimpinan, dan sebagainya. Bila studi kasus ditujukan guna meneliti kelompok, maka perlu diisolasikan atau dikisahkan kelompok - kelompok dalam suatu kumpulan yang homogen.

Studi kasus banyak kelemahannya disamping ada juga keunggulan - keunggulannya. Studi kasus mempunyai kelemahan dikarenakan anggota sampelnya yang terlalu kecil, sehingga sukar untuk dipakai inferensi terhadap suatu populsi. Selain itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pemiilihan kasus, karena adanya sifat khas yang bisa saja terlalu dibesar - besarkan. Kurangnya objektivitas ini bisa disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah ada pada diri si peneliti, ataupun dalam penetapan serta pengikutsertaan data dalam konteks yang bermakna dan menjurus pada interprestasi subjektif.

Studi kasus memiliki keunggulan sebagai suatu studi guna mendukung studi - studi yang lebih besar di kemudian hari nanti. Studi kasus mendukung studi - studi yang besar di kemudian hari, studi kasus bisa memberikan hipotesis - hipotesis bagi penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi kasus bisa dipakai sebagai contoh ilustrasi, baik dalam perumusan masalah maupun penggunaan statistik dalam menganalisis data serta cara - cara perumusan generalisasi dan kesimpulan

4.    Penelitian  Analisis kerja dan aktivitas

Analisis Kerja dan Aktivitas atau job and activity analysis, adalah suatu penelitian dengan memakai metode deskriptif. Penelitian Analisis kerja dan aktivitas ini ditujukan guna menyelidiki aktivitas dan pekerjaan manusia secara terperinci. Dan hasil dari penelitian tersebut bisa memberikan rekomendasi - rekomendasi guna keperluan di masa yang akan datang. Penelitian perkejaan pada bidang industri disebut job analysis atau analisis pekerjaan, sedangkan untuk penelitian pada bidang pertanian, dinamakan analysis aktivitas atau activity analysis. Analysis aktivitas juga meliputi analisis pekerjaan di bidang jasa, seperti peleyanan kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Pada penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan - kelakuan pekerjaan, buruh, guru, petani, dan lain - lain terhadap gerak - gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara efektif dan efisien, dan sebagainya. Data mengenai hal - hal yang ini diselidiki, selanjutnya dianalisis, diberikan interpretasi, dan dilakukan generalisasi dalam rangka menetapkan sifat - sifat dan keriteria - keriteria pekerjaan yang baik, rencana upgrading, keseimbangan berusaha dan bekerja serta aktivitas sangat berkembang pada masa setelah Perang Dunia I, dengan tujuan untuk mengadakan klasifikasi pekerjaan dan pekerjaan secara lebih efektif.

5.    Studi Waktu Gerakan

Studi Waktu dan gerakan atau time and motion study merupakan penelitian dengan metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisien produksi dengan mengadakan studi yang mendetail tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses produksi. Gerak - gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat, dilukiskan, serta dianalisis. Generalisasi dan interpretasi tentang waktu yang digunakan serta gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga suatu kesimpulan tentang gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang tidak diperlukan yang dapat menghambat pekerjaan serta saran-saran dalam rangka memperbaiki pekerjaan dan menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisisensi, juga perlu dikaji alat - alat produksi yang digunakan, serta bagaimana alat - alat produksi tersebut diatur demi peningkatan efisisensi kerja.

Kriteria Pokok Metode Deskriptif

Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan kriteria khusus. kriteria tersebut adalah sebagai berikut

Kriteria umum

Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif adalah sebagai berikut.
1.    Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
2.    Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
3.    Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
4.    Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
5.    Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
6.    Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.

Kriteria Khusus

Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai berikut.
1.    Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
2.    Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
3.    Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.


Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut.
  1. Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
  2. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
  3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.
  4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
  5. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
  6. Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
  7. Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
  8. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
  9. Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran  yang sepadan.
  10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

0 Response to "Metode Penelitian Deskriptif - Jenis, Tujuan dan Kriteria"

Post a Comment